Oleh: Roslina Sari
(Analis dan Aktivis Muslimah Dell Serdang)
Krisis Sudan kembali membara. Ribuan orang mengungsi, pembunuhan masal dan pemerkosaan terus terjadi semakin mengerikan.
Diberitakan dari Republika.
KHARTOUM – Sebanyak 1.500 warga Sudan meninggal dalam waktu tiga hari menyusul penguaasaan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di el-Fasher. Angka ini menandai eskalasi mengerikan perang saudara di Sudan.
Aljazirah melaporkan, RSF yang berperang melawan militer Sudan untuk menguasai negara it, menewaskan sedikitnya 1.500 orang selama tiga hari terakhir ketika warga sipil mencoba melarikan diri dari kota yang terkepung, Jaringan Dokter Sudan mengatakan pada hari Rabu. Kelompok tersebut, yang memantau perang saudara di negara tersebut, menggambarkan situasi tersebut sebagai “genosida yang nyata”.
“Pembantaian yang disaksikan dunia saat ini merupakan perpanjangan dari apa yang terjadi di el-Fasher lebih dari satu setengah tahun lalu, ketika lebih dari 14.000 warga sipil terbunuh akibat pemboman, kelaparan, dan eksekusi di luar hukum,” kata kelompok tersebut.
Dikatakan bahwa serangan tersebut dilakukan sebagai bagian dari “kampanye pembunuhan dan pemusnahan yang disengaja dan sistematis”. Pernyataan tersebut muncul ketika bukti baru pembunuhan massal di wilayah strategis tersebut muncul dari Humanitarian Research Lab (HRL) Yale, yang melaporkan bahwa citra satelit el-Fasher, yang diambil setelah RSF masuk, menunjukkan kumpulan objek yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, serta area perubahan warna merah yang luas di tanah.
RSF telah terlibat dalam perang saudara berdarah dengan tentara Sudan sejak tahun 2023, dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat lebih dari 12 juta orang mengungsi. Pasukan paramiliter menyerbu el-Fasher, benteng terakhir tentara di Darfur, pada hari Ahad setelah 17 bulan pengepungan.
Pemerintah Sudan mengatakan pada hari Rabu bahwa setidaknya 2.000 orang telah terbunuh di kota tersebut sejak saat itu, sementara lembaga bantuan mengatakan mereka telah menerima laporan yang dapat dipercaya mengenai kekejaman tersebut, termasuk eksekusi mendadak, serangan terhadap warga sipil di sepanjang rute pelarian, dan penggerebekan dari rumah ke rumah. Kekerasan seksual, khususnya terhadap perempuan dan anak perempuan, juga dilaporkan terjadi di kota tersebut, kata mereka.
Jatuhnya El-Fasher membuat RSF hampir menguasai sepenuhnya wilayah Darfur yang luas dan telah meningkatkan kekhawatiran akan perpecahan lagi di Sudan, lebih dari satu dekade setelah pembentukan Sudan Selatan.
Pemerintah Sudan yang berhaluan militer juga menuduh RSF pada hari Rabu menyerang warga sipil di masjid-masjid selama pengambilalihan kota tersebut baru-baru ini. “Lebih dari 2.000 warga sipil terbunuh selama invasi milisi ke el-Fasher, yang menargetkan para sukarelawan di masjid-masjid dan Bulan Sabit Merah,” kata Mona Nour Al-Daem, petugas bantuan kemanusiaan untuk pemerintah Sudan.
Sudan negara terbesar ketiga di Afrika, mayoritas muslim, memiliki piramida lebih banyak dan sungai nil lebih panjang dari Mesir, produsen emas Arab terbesar, kekayaan SDA melimpah, tapi mengalami krisis kemanusiaan sangat panjang.
Maa syaa Allah.
Populasi Sudan tumbuh dengan cepat.
Sudan mengalami pertumbuhan populasi yang pesat. Dengan perkiraan populasi saat ini lebih dari 45 juta jiwa, negara ini telah mengalami ekspansi demografis yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Faktor-faktor seperti tingginya angka kelahiran dan peningkatan perawatan kesehatan yang menyebabkan peningkatan angka harapan hidup berkontribusi terhadap tren pertumbuhan ini. Mayoritas penduduk Sudah memeluk Islam beraliran Sunni
Sudan memiliki lebih banyak piramida dan Sungai Nil yang lebih panjang dari Mesir.
Ada lebih dari 200 piramida di Sudan, sebagian besar terletak di wilayah Meroe. Mengenai panjang Sungai Nil di Sudan. Panjang sungai di negara ini sekitar 1.545 kilometer, sedangkan di Mesir sekitar 1.100 kilometer.
Piramida paling terkenal terletak di wilayah Meroe. Piramida Nubia ini berusia 4.600 tahun. Piramida ini lebih kecil daripada piramida Mesir, dengan ketinggian antara 20 hingga 30 meter.
Berbeda dengan piramida Mesir, piramida Sudan sering kali memiliki sudut tajam dan elemen dekoratif yang khas. Piramida Meroe merupakan situs pemakaman Kerajaan Nubia kuno, yang menambah bab unik dalam warisan arkeologi Sudan.
Mungkin situs arkeologi yang terdaftar dalam daftar UNESCO untuk Pulau Marwi adalah yang paling terkenal di negara ini, dengan 100 piramida yang berasal dari abad ke-8 SM hingga abad ke-4 M.
Sudan saat ini adalah produsen emas Arab yang paling terbesar di wilayah Arab.
Operasi penambangan terkonsentrasi di Sungai Nil, negara bagian Utara dan Laut Merah, yang menjadi tulang punggung produksi logam mulia di negara ini.
Menurut sebuah laporan berjudul "Emas dan perang di Sudan" yang disusun oleh Chatham House Institute, perdagangan emas terkait erat dengan konflik yang sedang berlangsung di Sudan dan telah menjadi salah satu sumber pendanaan terpenting untuk perang sejak pecah pada 2023.
Perdagangan emas bernilai miliaran dolar per tahun dan mendorong jaringan kompleks aktor lokal dan regional termasuk kelompok bersenjata, pedagang, dan penyelundup.
Menurut laporan sebelumnya, produksi emas resmi Sudan melebihi 80 ton per tahun secara stabil sebelum perang, tetapi turun tajam pada awal perang menjadi sekitar dua ton antara April dan Agustus 2023, lima bulan setelah perang, dan kemudian naik menjadi 73,8 ton pada 2024, menurut data dari World Gold Council.
Perusahaan Sumber Daya Mineral Sudan mengumumkan bahwa produksi emas negara tersebut mencapai 37,3 ton selama paruh pertama 2025, mencatat peningkatan yang luar biasa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terlepas dari perang yang sedang berlangsung dan dampak ekonomi dan sosialnya.
Produksi terutama terkonsentrasi di negara bagian Sungai Nil, Laut Utara dan Laut Merah, sementara kantor-kantor perusahaan baru saat ini sedang dibuka di Kordofan Selatan, sehingga jumlah negara bagian yang memproduksi emas menjadi tujuh, meskipun jumlah ini masih lebih rendah daripada periode sebelum perang ketika emas diproduksi di 14 negara bagian, menurut Pusat Penelitian DIVAN.
Laporan dari ISPI dan Chatham House mengindikasikan bahwa sebagian besar produksi tidak tercatat secara resmi karena penyelundupan dan penambangan yang tidak teregulasi, sehingga angka resmi lebih rendah dari kenyataan sebenarnya.
Meski negara ini kaya emas, jalan beraspal di Sudan sangat sedikit.
Sudan menghadapi tantangan dalam infrastruktur jalan, terutama di daerah pedesaan dan kurang berkembang.
Banyak jalan yang tidak beraspal, yang dapat menimbulkan kesulitan, terutama selama musim hujan ketika jalan yang tidak beraspal menjadi tidak dapat dilalui atau sulit dilalui karena lumpur dan banjir.
Krisis kemanusiaan. Lebih dari 30 juta orang membutuhkan bantuan.
Perang ini sangat menghancurkan bagi warga sipil di Sudan. Sekitar 30,4 juta orang — lebih dari dua pertiga total populasi — membutuhkan bantuan, mulai dari kesehatan, makanan, dan bentuk dukungan kemanusiaan lainnya.
Pertempuran telah menyebabkan kehancuran ekonomi, yang mengakibatkan kenaikan harga pangan, bahan bakar, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya, sehingga tidak terjangkau oleh banyak keluarga.
Kelaparan akut juga menjadi masalah yang semakin parah, dengan lebih dari separuh populasi menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi. Kondisi kelaparan telah terungkap di lima lokasi di negara bagian Darfur Utara dan Pegunungan Nubia Timur. Kelaparan diperkirakan akan menyebar ke lima wilayah lain pada Mei tahun ini.
Sungguh sangat menyedihkan, negeri dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang luar biasa sebagai anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala, namun rakyat Sudan tidak menikmati kekayaan alamnya dan hidup dalam penderitaan dan kelaparan karena ulah para penguasanya yang cinta kekuasaan dan kerakusan para penjajah barat .
Krisis Sudan sebetulnya sudah berlangsung lama dan bukan murni konflik etnis tapi ada keterlibatan negara adidaya (AS) dan Inggris yang melibatkan negara-negara bonekanya (zionis dan UEA) terkait rebutan pengaruh politik (proyek timur tengah baru AS) demi kepentingan perampokan Sumber Daya Alam yang melimpah ruah.
Konflik yang terjadi di Sudan saat ini tak lepas dari perebutan kekuasaan antara dua jenderal, Abdel Fattah al-Burhan yang memimpin militer Sudan (SAF), dan Muhammad Hamdan Dagalo alias Hemedti yang memimpin kelompok paramiliter Rapid Support Force alias RSF. Kelompok bersenjata ini merupakan kelanjutan dari milisi Janjaweed yang terlibat kekerasan di Darfur pada masa lalu punya catatan kelam sendiri-sendiri.
Konflik terkini, tak lepas dari revolusi populer yang menggulingkan Presiden Omar al-Bashir pada April 2019. Selepas penggulingan itu dibentuk Dewan Kedaulatan Transisi (TSC) yang diisi pihak militer dan sipil.
Di sini kemudian masuk kepentingan geopolitik. Sudan jadi sasaran selanjutnya proyek normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara di Timur Tengah. Amerika Serikat menjanjikan akan menghapus Sudan dari daftar negara teror asal mau berteman dengan Israel. Uni Emirat Arab yang sudah menjalin normalisasi sebelumnya ikut jadi fasilitator.
Sudan menempati posisi penting dalam peta strategis Israel. Tel Aviv memandang Khartoum sebagai pintu gerbang utama untuk memperluas jejaknya di Afrika dan Laut Merah dengan meningkatkan pengaruh regional dan jangkauan logistiknya.
Israel menganggap Sudan sebagai titik penting untuk memantau aktivitas al-Qaeda dan gudang senjata Iran, serta potensi koridor penyelundupan senjata ke faksi-faksi Palestina di Gaza.
Tak sampai setahun setelah penggulingan Bashir, wacana normalisasi mulai digaungkan. Persoalannya, pimpinan sipil kala itu, Abdalla Hamdok Al-Kinani, masih berat hati. Ia mengatakan tak punya hak menyetujui normalisasi mengingat penolakan warga Sudan terhadap hal itu
Israel kemudian berpaling ke militer untuk mencari dukungan. Pada Februari 2020, pimpinan militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dari SAF menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Uganda dan menjanjikan normalisasi tanpa melibatkan Abdalla Hamdok. Para pengamat menilai, Burhan menginginkan normalisasi sebagai jalan untuk memeroleh keuntungan politik.
Keterlibatan negara negara barat, juga timur serta negeri-negeri arab yang bersebelahan dengan Sudan sangat jelas selain bertujuan dalam mengamankan dan menguasai sumber daya alam yang melimpah Sudan, juga demi membela kepentingan politik Amerika dan sekutunya atas Sudan, sebagai salah satu negeri muslim terbesar dunia yang memiliki segala potensi untuk bangkitnya kekuatan Islam dinegeri yang kaya emas tersebut.
Amerika dengan segala hegemoninya telah mengalihkan dengan politik gaya baru menggunakan kelompok-kelompok milisi dan militer untuk dimanfaatkan meluaskan hegemoninya untuk memecah belah Sudan dalam beberapa wilayah agar mudah menguasainya.
Sejak masa Khilafah para penjajah itu telah melakukan politik pecah belah untuk menghancurkan kekuatan Islam dari dalam dan akhirnya menghancurkan Khilafah dari dalam. Dan para penjajah itu memang selalu menyiapkan agen agen mereka agar umat bisa dikendalikan dalam kekuasaan mereka.
Lembaga-lembaga dan aturan internasional dibuat dalam frame kepentingan melanggengkan hegemoni negara-negara adidaya terhadap negeri-negeri muslim.
PBB hanya bisa berpidato, namun tutup mata terhadap penderitaan Sudan, karena sejatinya badan Internasional ini dibuat lahir untuk mengikuti apa yang diinginkan Amerika sebagai pemimpin kapitalisme global.
Sudan yang kaya sumberdaya alam hanya menjadi objek permainan dan perebutan negara-negara adidaya. Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Cina. Dan negara negara agen mereka seperti UEA, Libya, Zionis, Mesir, Turki turut ikut dalam persekutuan ini. Bahkan memasok senjata untuk para milisi yang ada di Sudan untuk menciptakan teror dan pembantaian mengerikan kepada rakyat. Semua skenario untuk mengamankan kepentingan negara- negara penjajah tersebut.
Sudan menjadi ajang perebutan kekuasaan dari para penjajah melalui agen-agen mereka. Kedua sayap militer RSF dan SAF mereka keduanya bersekutu menjadi agen Amerika dan Israel. Walaupun tampaknya mereka bermusuhan didepan layar, namun dibalik layar, mereka sama-sama menjadi agen penjajah dan memuluskan kepentingan penjajah barat terutama Amerika di Sudan. Dan rakyat sipil yang menjadi korban. Disiksa, dibantai, dibunuh dan kelaparan.
Maka dengan semua fakta ini. Umat harus menaikkan level berpikirnya, yaitu dengan kesadaran politik/wa'yu siyasi terhadap apa yang terjadi pada dunia Islam. sehingga mampu membaca seluruh problem dunia dalam kacamata ideologis dan keniscayaan perang peradaban antara Islam dan ideologi non Islam.
Bahwa umat harus melihat penderitaan yang menimpa dunia islam dari pandangan Islam secara menyeluruh. Umat harus menyadari memandang masalah politik dunia Islam dengan mabda Islam.
Apa yang menjadi akar masalah dan solusi hakiki. Sehingga umat tidak mengikuti issu-issu atau sudut pandang yang tidak pada akar masalah sehingga penyelesaian masalah tidak pernah terwujud.
Dunia Islam sedang tidak baik- baik saja. Apa yang dialami sebelumnya oleh saudara muslim Gaza, muslim Kashmir, muslim uighyur, muslim myanmar, juga di negeri ini sendiri, seperti pemisahan timor-timur dari Indonesia yang dibelakangnya ada Amerika.
Adanya gerakan separatis di Papua yang dibelakangnya juga ada Amerika dan negara barat yang punya kepentingan atas kekayaan alam papua yang melimpah. Terutama kekayaan emas papua. Sungguh umat wajib menjadikan ini sebagai suatu pelajaran yang berharga.
Dan Amerika serta negara negara penjajah itu memiliki para penguasa boneka yang menjadi agen untuk memuluskan kepentingan mereka dinegeri ini. Begitulah tabiat penjajah untuk menguasai negeri negeri muslim.
Hal ini adalah perang antara ideologi Islam dengan ideologi kapitalis dan ideologi komunis. Demi ambisi mereka, para penjajah itu sangat bengis untuk menumpahkan darah kaum muslimin.
Maka dapat difahami fakta yang terjadi di Sudan bukanlah perang saudara seperti apa yang menjadi permainan barat.
Namun Sudan membara, adalah hasil dari percaturan dan persaingan kepentingan barat untuk mengeruk sumber daya alam di negeri muslim. Amerika dan para penjajah itu sedang memperebutkan kue dimeja hidangan. Lalu mereka membelah-belah kue di atas meja hidangan itu dan membagi-baginya beberapa bagian melalui pisau tajam dan beracun yang bernama nasionalisme, gerakan separatisme, konflik etnis adalah bumbu bumbu yang mereka taruh agar hidangan itu mudah dimakan dengan lezatnya. Lalu uang dan kekuasaan semu mereka berikan pada para penjilat yaitu para penguasa musim agar kue itu bisa mudah dibelah dan dikuasai.
Saat ini masing-masing kedua agen tersebut mendapatkan dukungan dan bekingan dari negara-negara barat dan penguasa arab boneka Amerika. RSF didukung oleh Inggris, Israel, UEA chenya, Libya dan dibantu Cina. Sedangkan SAF didukung Rusia, Mesir, Turki, dan Iran. Namun kedua pihak ini adalah agen Amerika.
Sebelum ini Amerika telah berhasil memisahkan Sudan Selatan dari Sudan. Dan di Sudan Selatan ada kilang minyak yang berlimpah. Namun pipa minyak itu ada di sepanjang wilayah Sudan. Uni yang sedang juga sedang diperebutkan oleh negara kafir penjajah. Dan saat ini wilayah Darfur yang sedang bergejolak. Yang merupakan wilayah Sudan barat penghasil emas terbesar terancam dipisahkan dari Sudan melalui apa yang dilakukan para Jendral yang berebut kekuasaan tersebut. Amerika sedang berencana memisahkan wilayah Darfur setelah Sudan Selatan dengan genosida penduduk Sudan.
Bahkan Amerika telah merencanakan membagi Sudan dalam lima wilayah untuk memudahkan penjajahan dan merampas kekayaan alamnya.
Maka disusunlah skenario dengan mempersiapkan dan memanfaatkan antek-antek penjajah melalui para jendral yang berkuasa di Sudan. Dua jendral yang sedang nampak bermusuhan itu tidak lebih hanya para agen Amerika.
Oleh karena itu, umat harus menyadari bahwa hanya sistem Islam yaitu Khilafah yang bisa diharapkan menyolusi berbagai krisis baik politik, ekonomi, dan lain-lain, hingga kerahmatan bisa tercipta di dunia.
Hanya dengan tegaknya Khilafah syari'ah Allah bisa dijalankan dalam mengurusi urusan umat dan memberikan kebaikan bagi umat di dunia dan akhirat. Mendatangkan kebaikan dan mencegah keburukan serta menghilangkan penderitaan umat manusia akibat sistem kapitalisme yang kejam dan jahat.
Kesadaran ini harus memotivasi umat untuk turut berjuang menegakkan Khilafah karena dorongan iman. Kesadaran yang berlandaskan ideologi Islam.
Bahwa perjuangan untuk menegakkan Khilafah adalah bukti manifestasi keimanan kepada Allah, Rasulullah SAW, Kitabullah, akan adanya hari akhirat bahwa setiap amal akan dihisab oleh Allah. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban kepada hamba-Nya dan pada perisai umat yaitu pemimpin dinegeri kaum muslimin jika mereka tidak melakukan kewajiban untuk menegakkan apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya yaitu menolong untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan tegaknya Al Khilafah wa'dullah wa bisyarah Rasulullah maka Allah akan menghinakan mereka.
Persatuan negeri-negeri muslim di bawah naungan Khilafah sebuah keniscayaan untuk melawan hegemoni negara-negara kafir Barat yang terus membuat umat Islam terjajah, terpecah dan menderita.
Dengan adanya Khilafah, kholifah kaum muslimin akan memobilisasi tentara kaum muslimin untuk jihad memerangi kaum kafir penjajah dan membebaskan negeri-negeri yang tertindas.
Umat dua milyar ini haruslah menyadari demikianlah kondisi umat dan negeri-negeri muslim yang kaya dan subur. Ketika mereka tidak lagi punya perisai dan pelindung yaitu Khilafah. Mereka menjadi hidangan yang diperebutkan oleh musuh-musuh mereka.
Telah lama umat ini tidak mempunyai perisai dan penjaga. Sejak runtuhnya Khilafah 3 Maret 1924 oleh penghianat Mustafa kamal attarurk agen Inggris. Sejak saat itu umat terpecah belah dalam negeri kecil tak berdaya atas nama nation state. Nestapa umat tanpa Khilafah. Umat dibantai, darah mereka ditumpahkan, disembelih, diusir dari negeri mereka. Kekayaannya dirampok. Umat mudah dikuasai karena mereka lemah, tidak bersatu.
Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ’anhu. bahwa Nabi Muhammad –sallallahu alaihi wasallam– bersabda,
إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh dll).
Wahai umat dua milyar Hizbut Tahrir menyeru Anda. Untuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya untuk kembali pada kehidupan Islam. Yang akan memberikan kehidupan kepada mereka.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anfal :24.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ ٢٤
Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Hizbut Tahrir Sudan menyeru pada rakyat Sudan agar Anda semua bersatu dan jangan terpecah belah. Janganlah kalian mau dipecah belah oleh para kafir penjajah laknatullah. Amerika dan sekutunya yang jahat.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al hujurat: 10.
الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَࣖ ١٠
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Hizbut Tahrir di seluruh negeri menasehati, mengingatkan dan menyeru kepada para tentara militer Sudan(SAF) dan para milisi Sudan(RSF). Ingatlah Allah telah menyatukan hati kalian dengan iman.
Janganlah mereka menghianati Allah dan Rasul-Nya serta orang orang mukmin. Dengan berpihak kepada para penjajah dan menjadi agennya. Janganlah mereka mengorbankan rakyat Sudan dengan menumpahkan saudara mereka seiman. Satu Allah dan satu umat Rasulullah SAW.
Allah azza wa jalla mengingatkan para Jendral Sudan dengan siksa Allah. Para Jendral Sudan yang mereka adalah mukmin harus menghentikan pertumpahan darah rakyat Sudan demi ambisi kekuasaan mereka.
Musuh mereka bukanlah sesama saudara muslim, namun barat penjajah Amerika. Amerika pun akan melengserkan mereka jika mereka tidak lagi bermanfaat bagi Amerika. Karena begitulah sebelumnya para penguasa boneka itu sebelum mereka. Dan Allah pun akan menghinakan mereka dunia dan akhirat dengan penghianatan mereka.
Allah telah mengingatkan dalam firman Nya.
وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِۖ فَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ٩
Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil(QS.Hujurat :9).
Demikianlah umat harus sadar untuk melakukan perjuangan pada kembalinya kehidupan Islam melalui penegakkan Khilafah. Dan Hizbut Tahrir tanpa lelah menyeru pada umat agar memenuhi seruan ini. Seruan Allah dan Rasul-Nya.
Dan in syaa Allah Sudan dan seluruh negeri muslim akan dibebaskan dengan institusi pemersatu umat yaitu Khilafah. Dan potensi umat dan seluruh negeri muslim akan bisa disatukan dengan Khilafah. Dan sumber daya alamnya akan dikembalikan kepada umat.
Bukan masalah mampu atau tidak menyatukan potensi ini. Tapi mau atau tidak. Karena jika umat ini mau, umat pasti akan mampu menegakkannya. . In syaa Allah masa itu akan segera tiba. Khilafah 'ala minhajinnubuwwah yang akan kembali menyinari dunia.
Wallahu a'lam bisshawwab.

No comments:
Post a Comment