Oleh Yuli Mariyam
(Pendidik Generasi Tangguh)
Luka tak berdarah yang dialami generasi strowberi saat ini mengakibatkan bertambahnya catatan hilangnya nyawa akibat bundir. Tak dinyana pelakunya justru para pelajar yang harusnya hidupnya dimaksimalkan untuk menuntut ilmu, menambah pengetahuan, menempa diri agar tangguh dan mahir, dalam menghadapi tantangan jaman dimasa yang akan datang yang semakin rusak dan merusak ini. Kompas.com (31/10/2025) memberitakan dalam sepekan dua anak bunuh diri. Layaknya buah strowberi yang cantik dan sedap dipandang, mereka rapuh saat mendapat tekanan.
Beberapa penyebab terjadinya hal tersebut bukan hanya karena bulliying dikalangan pelajar. Tetapi, banyak hal yang menyertai, seperti:
1.Hilangnya peran Ayah dalam pendidikan.
Kehadiran Ayah tidak selalu harus menyertakan pelukan atau sentuhan-sentuhan fisik, apalagi jika anak adalah gadis dan sudah berusia baligh, terkadang malu dan enggan bisa terjadi jika Ayah adalah tipe laki-laki act of service. Keterampilan dalam menyelesaikan masalah lah yang sering kali memberikan contoh nyata seorang Ayah tanpa banyak kata. Kuat tanpa keluhan,semua hanya demi kebahagiaan keluarga bahkan saat renta menjadi bayang-bayang. Namun, absensi kehadiran itu sering kali kosong, penyebabnya adalah Ayah tidak memahami perannya sebagai qowwan atau pemimpin dalam rumah tangga. Ayah mendahulukan budaya patriarki yang hampir sepenuhnya urusan rumah dan anak diserahkan kepada istri. Sedang Ayah hanya mencukupkan diri sebagai pencari nafkah.
2.Anak dalam asuhan single parent.
Tidak hanya kematian seorang Ayah, anak juga mengalami pengasuhan yang tak lengkap saat orang tuanya memutuskan berpisah, data statistic menuliskan per 2025 data perceraian mencapai 394.604 hingga 399.921 kasus. Penyebabnya adalah perselisihan dan pertengkaran secara terus menerus, termasuk didalamnya masalah perekonomian. Hal ini, pada anak-anak akan mengakibatkan gangguan emosional, perilaku dan menurunnya prestasi akademik. Konflik yang terjadi sering kali membuat trauma pada anak untuk melangkah atau mengambil keputusan.
3.Paham sekuler menjauhkan anak dari sandaran terkuat.
Manusia secara fitrahnya tak bisa dilepaskan dari bersandar pada Dzat Yang Maha Agung. Setiap lelah dan keluh kesahnya tak kan mampu dibawanya sendiri, karena manusia hanya makhluk yang tak luput dari lemah dan salah. Ujian dan cobaan yang dihadapi bukanlah tidak mempunyai solusi. Hanya saja manusia terkadang lebih menuruti hawa nafsunya dalam menyelesaikan masalah, sehingga yang terjadi adalah solusi tambal sulam, selesai di permasalahan yang satu muncul permasalahan yang lain. Agama dan kehidupan harus berjalan beriringan sebagai sandaran dan juga aturan, sehingga visi dan misi kehidupan menjadi jelas dan terarah. Dan ajaran ini hanya ada pada agama Islam saja, islam akan menjawab pertanyaan mendasar manusia yakni Dari mana?, Untuk apa? dan Akan kemana setelah hidup dunia? Inilah Aqidah yang akan mempengarui pola pikir dan pola sikap seseorang. Sehingga terbentuk kepribadiannya.
4.Pembatasan usia yang tidak menyempurnakan akal.
Lagi-lagi ini tentang paradigma barat yang memberikan batas usia dewasa pada umur 18 tahun, yang kemudian membawa dampak pada pengasuhan, meski sudah baligh mereka masih diperlakukan seperti anak-anak, dilayani, dipenuhi setiap keinginannya tanpa ada upaya mandiri. Sehingga ketika ada permasalahan dari luar yang tak dapat diselesaikan dan tidak ada yang membantu, mengakhirinya denga jalan pintas menjadi solusi. Naudzubillahi min syarri dzalik.
5.Faktor eksternal.
Penerapan sistem kapitalis saat ini memicu banyak persoalan. Dalam ekonomi yang berbasis riba solusi rusak seperti pinjol dan judol bertebaran, gaya hidup penuh dengan hutang riba, dari pemenuhan sandang, pangan, papan sampai kendaraan sebagai penunjang penampilan. Tidak hanya itu, bagi para pemuda yang fomo terhadap barang-barang branded, baik itu fashion, food, fun dan film juga menjadi masalah jika tidak terpenuhi. Wal hasil anak-anak dengan keterbatasan ekonomi akan minder, membatasi komunitas sosialnya, menyendiri dengan dunia maya, yang justru hal ini akan memberikan celah para pemuda labil mudah terganggu mentalnya. Bahkan Tempo.co(30/10/2025) menuliskan “Open AI: Sejuta Chat GPT Bahas Bunuh Diri Setiap Pekan”.
Islam Paket Lengkap Solusi Umat
Peranan aturan Islam dalam kehidupan manusia tidak hanya sebagai pemuas ghorizah tadayun atau naluri berketuhanan saja, Islam selain menjaga aqidah umat juga menjaga akal, keturunan, harta dan jiwanya. Hal tersebut bisa diketahui dari aturan-aturan yang diterapkan jika sebuah negara memakai aturan atau Syariah Islam.
1.Islam menjaga Aqidah.
Pendidikan Islam menerapkan Aqidah Islam sebagai kurikulum, pembentukan kepribadian Islam yang mentajasad pada diri seorang anak di tanamkan tidak hanya di sekolah-sekolah sebagi sarana negara, tetapi keluarga sebagai lingkungan terkecil dan masyarakat sangat berperan dalam menjaga Aqidah, pemurtad atau penyimpang akan di karangtina sampai kembali bertaubat jika tidak maka darahnya halal untuk dibinasakan demi menjaga aqidah umat Islam seluruhnya.
2.Islam menjaga Akal.
Khamar adalah induk dari segal kemaksiatan, maka itu Islam mengharamkan khamr dalam bentuk apapun baik miras maupun naroba, pelarangan itu terkait produksi, distribusi maupun konsumsi agar manusia terjaga akalnya.
3.Islam menjaga Harta.
Tidak boleh bagi seorang muslim mengambil harta saudaranya tanpa hak. Islam melarang adanya pencurian, perampokan, korupsi dan menjatuhkan hukum potong tangan juga potong tangan dan kaki secara menyilang bagi yang melakukan tindak pidana tersebut.
4.Islam menjaga Keturunan.
Menikah adalah satu-satunya cara dalam Islam untuk mempunyai keturunan, bukan dengan berzina, adopsi, membeli sperma dari bank sperma ataupun berperilaku menyimpang seperti LGBTQ+. Negara akan memberi sanksi tegas dengan merajam pelaku zina atau liwat.
5.Islam menjaga Jiwa.
Balasan mata dengan mata, telinga dengan telinga, nyawa dengan nyawa adalah hukum yang langsung turun dari Allah dalam Alquran untuk pelaku kekerasan atau pembunuhan. Selain membunuh, Syariat juga melarang manusia mendhalimi dirinya sendiri termasuk bunuh diri, karena hal itu adalah perbuatan yang keji.
Disisi lain Islam juga menguatkan komoditas ekonomi sehingga kebutuhan sandang, pangan dan papan terjangkau oleh umat. Dengan diterapkannya Syariat Islam secara menyeluruh atau kaffah akan membuat negeri ini menjadi baldatun thoyyibatun warobbun ghofur.
Wallahua’lam bishowab

No comments:
Post a Comment