Oleh Yuli Mariyam
(Pendidik Generasi Tangguh)
Besar pasak dari pada tiang adalah perumpamaan yang tepat dalam menggambarkan kondisi perekonomian di Indonesia. Negara dengan penghasilan utama dari pajak dan hutang ini menanam harapan besar dengan target Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang dengan mewujutkan Indonesia yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan pada saat usia kemerdekaan tepat satu abad.
Berbagai rencana dan strategi dicanangkan. Presiden Prabowo Subianto dalam pemberitaan CNN Indonesia pada 22/10/2025 menyebutkan adanya Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau yang disebut dengan Quick Win dengan anggaran melebihi 100 Triliun yang digelontorkan antara lain untuk:
Mewujudkan Makan Bergizi Gratis(MBG) sebagi program sejak kampanye dengan kisaran anggaran sebanyak 71 Triliun.
Program Pembangunan lumbung pangan nasionaldengan anggaran 15 Triliun dengan menintensifkan 80ribu Hektare tanah pertanian dan cetak tanah baru 150 ribu Hektare.
Renovasi sekolah dengan anggaran 20 Triliun yang menyasar 20 ribu sekolah.
Pemeriksaan Kesehatan gratis dengan anggaran 3,2 Triliun.
Penuntasan TBC 8 Triliun.
Pembangunan sekolah unggulan terintegrasi dengan anggaran 4 Triliun, dan Rumah sakit lengkap berkualitas di daerah dengan anggara 1,8 Triliun.
Program-program tersebut masih ditambah lagi dengan stimulus Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang digelotorkan oleh pemerintah untuk kisaran 35.046.738 keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober, Nopember dan Desember 2025.Pemerintah juga membuka program magang nasional sebanyak 20 ribu per 20 Oktober 2025 dan 80 ribu per Nopember 2025 yang diberikan uang saku perbulan serta iuran untuk jaminan kehilangan kerja dan jaminan kematian. Sungguh Indonesia kini seakan mau memberikan penampilan terbaiknya disektor pengentasan kemiskinan.
Alih-alih menyelesaikan permasalahan ekonomi yang karut marut. Menurut Direktorat Jenderal Pajak yang menghitung pemasukan per semester pertama tahun 2025 tercatat hanya 1.420 Triliun atau sekitar 58% dari total kisaran kewajiban pajak. Sebuah riset menunjukkan adanya tax gap Indonesia dengan kisaran 1300 Triliun hilang tiap tahun karena ketidakpatuhan dan sektor informal yang belum tersentuh. Sedangkan jatuh tempo hutang Indonesia terhadap luar negeri pada tahun 2025 adalah Rp 800,33 Triliun (Kontan.co..id 10/4/2025)
Syariat Menjamin Kesejahteraan
Beban berat sebuah negara dalam meriayah atau menyelesaikan permasalahan umat sejatinya telah mendapat perhatian dalam Islam dan Islam sebagai agama yang mengatur ibadah mahdhoh dengan ritual-ritualnya seperti shalat, puasa, zakat, dan haji tidak meninggalkan ibadah ghoiru mahdhohnya. Islam juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri terkait dengan pakaian, makanan dan minuman. Tidak berhenti disitu, Islam dalam kesempurnaannya juga mengatur terkait hubungan manusia dengan manusia lainnya, hal itu nampak dari kitab-kitab fiqih yang membahas tentang jual beli, hutang piutang, pinjam meminjam, sewa menyewa, waris bahkan terkait dengan hukum pidana sekalipun.
Jika kesejahteraan umat dihitung dari seberapa bisa negara menyelesaikan masalah pokok berupa sandang, pangan dan papan masyarakat, maka Indonesia sejatinya punya potensi yang sangat besar dalam pemenuhannya. Secara geografis Indonesia sangat kaya akan kekayaan alamnya, berbagai barang tambang, hasil bumi dan kekayaan lautnya tertumpah ruah dibumi gemah ripah loh jinawi ini. Namun semua itu menjadi bencana ketika muncul aturan-aturan yang digunakan tidak sesuai denga fitrah manusia dan juga hukum syara’. Kemiskinan pun meningkat, kesenjangan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan berpihak kepada segelintir orang yang mampunyai uang banyak.
Mekanisme islam yang unik dan telah teruji selama 1400 tahun dalam Sejarah kejayaan islam itu adalah:
Pengelolaan sumber daya alam ditangan negara. Bukan pada swasta atau individu apalagi asing. Selain hasilnya akan digunakan untuk umat, mandiri dalam pengelolaan akan menyerap sumber daya manusia.
Pengembangan industri berbasis jihad. Penyebaran islam keseluruh dunia sebagai wujud dari rahmatan lil alamin pasti mendapatkan reaksi pro dan kontra, hal itu bisa saja berdampak pada peperangan atau jihad, karena itu support alusista dan logistik akan sangat berpengaruh terhadap kekuasaan islam, makam itu Allah berfirman dalam durat Al Anfal ayat 60 yang artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang…”.
Islam mengatur mekanisme kenafkahan hanya ditangan laki-laki sebagai qowwam atau pemimpin. Perempuan memang tidak dilarang ketika memilih bekerja tetapi tugas utama seorang perempuan adalah sebagi ibu yang mengurusi anak-anaknya dan ratu di dalam rumah suaminya, menjaga harta dan kehormatannya. Dengan kembalinya Perempuan ke kodratnya maka peluang kerja bagi laki-laki akan terbuka lebar.
Pemasukan negara tidak tergantung pada pajak, tetapi dari ghanimah atau harta rampasan perang, fai’ atau harta yang tidak bertuan, jizyah dan kharaj atau upeti dari non muslim yang tinggal di negara islam dan termasuk orang kaya. Sedangkan orang miskin baik muslim maupun non muslim akan mendapatkan zakat dari Baitul mal yang didapat dari para muzakki baik dari simpanan emas, khumus /pertanian, perdagangan, atau penghasilan lain yang sudah melebihi nisob ata setara dengan 83 gram emas 24 karat.
Negara juga akan memberikan rehabilitasi kepada lelaki yang malas bekerja dan mengajarkan kreatifitas agar bisa berkarya dan mandiri.
Mekanisme inilah yang membuat islam bertahta dengan kemulyaanya dari jaman Rasulullah sampai tumbang di tahun 1924. Waktu yang Panjang untuk sebuh mabda atau ideologi yang terpancar darinya sebuah aturan, berbeda dengan sosialis yang hanya bertahan sekitsr 70 tahunan. Dan kini umat islam masih membebek dengan ideologi kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari aturan kehidupan. Sang pembuat mabda sendiri yakni Amerika serikat telah tertatih dan menunggu kehancurannya, hutangnya tembus $38 Triliun per Oktober 2025, Philadelphia menjadi kota zombi akibat kebebasan individu atas penyalahgunaan narkoba, 700 ribu lebih tuna wisma per 2024 dan terus bertambah tiap waktunya. Inikah yang akan dipertahankan dari system ini? Umat butuh sadar dari hibernasi system islam dan kembali bangkit untuk izzul islam wal muslimin.
Wallahu a’lam bi showab.
x

No comments:
Post a Comment